Bupati Ponorogo Hadiri Pameran Batik LKP Neutral |
Foto Bersama peserta dan Ketua LSK Batik Jakarta |
Mendapatkan program bantuan dari Dirjen vokasi untuk mengadakan Pelatihan batik tulis bersertifikat dari LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan) Neutral tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk memajukan produktivitas dan memberdayakan kemampuan masyarakat Ponorogo.
Seperti yang diselenggarakan kali ini Sabtu (18)2/2), murid yang lolos sebagai peserta sejumlah 30 orang. Mereka akan mendapatkan sertifikat
Turut mengundang Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, dan juga memamerkan hasil dari keterampilan membatik yang kalli ini diadakan di Ecco Kitchen Resto. Acara ini dihadiri oleh Pimpinan Lembaga LKP Neutral Fitria Jamil, S.Pt. Kabid PNF (Pendidikan Non Formal) Kabupaten Ponorogo Drs. Supriyono, Erni Prasetyoningsih, Plt Kabid Koperasi dan UMKM Dinas Perdagkum Ponorogo. Lurah Tonatan,Sarno, Ketua LSK Batik Jakarta Ade Triana, S.Pt. Sekretaris Dinas Perdagkum Sukarni, S.Sos., M.
"Untuk harganya sendiri untuk yang biasa 200 ribuan saja, akalu penuh 300-350 ribu itu tergantung pewarnaannya. Jadi pewarnaan sintesis RSP itu ada yang paling mahal. Jadi pewarnaan ada tingkatan-tingkatannya.." jelas
"In Shaa Allah kami akan bekerja sama dengan pembatik senior Ponorogo, kali ini dengan "Fajar Batik". Kami juga butuh banyak pengalaman dari DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri). Kami juga mengharapkan kerjasama yang baik."
Sementara, Bupati Sugiri Sancoko yang berkenan hadir sore itu juga menyampaikan kesan atas pameran Batik hasil para murid pelatihan dari LPK Neutral. "Jadi kami yakin setelah pandemi ini,. Semuanya lesu, kami memiliki pendapat adanya ekonomi arus balik,. Wisata membaik, penjualan UMKM membaik sehingga hasrat mereka berbelanja untuk saat itu tiba akhirnya membuncah setelah sekian lama tertahan, karena sudah ada tanda-tanda hijau.
Kang Giri mengaku dirinya tengah menyiapkan skema untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, misalnya wisata dan perangkat lunaknya kita mulai siapkan, sehingga 2021 ini infrastruktur mulai dibangun secara corporate sehingga ketika ekonomi berjalan, wisata dibuka, maka akan tumbuh lebih cepat.
Untuk itu Kang Giri telah menyiapkan permodalan, pengecekan kualitas, potensi marketing, bagaimana menjaga komoditi pasar seimbang, pihaknya mengaku sedang memikirkan bersama suatu ketika ekonomi arus balik datang para pengusaha ini bisa menarik peluang wisata dan UMKM menjadi andalan ekonomi, dulu yang Ponorogo kota Batik, kini bisa kembali dikembangkan lagi.
Terkait himbauan memakai Batik Khas Ponorogo, kang Giri berharap pengrajin tidak menjual mahal karyanya, supaya mudah dijangkau konsumen dan setelah dipakai di Ponorogo sebagai wujud kecintaan terhadap produk sendiri baru akan dibuat kualitas yang lebih baik dengan kelas-kelas tertentu untuk kalangan menengah keatas tentunya dengan harga yang baik pula. "Jadi ini tugas kita, menciptakan kelas-kelas pemasaran supaya bisa dipakai dengan baik utamanya untuk masyarakat Ponorogo terlebih dahulu." Pungkasnya seraya berpamitan.(Adv/Sw)
COMMENTS